Senandung Al-Qur'an


Sejak menduduki dunia pendidikan, dari tingkat Sekolah Dasar (SD) sampai Sekolah Menengah Utama (SMA) bahkan di bangku kuliah kita selalu diajarkan bahwa Al-Quran adalah firman Allah yang diturunkan melalui malaikat secara mutawatir kepada Nabi Muhammad SAW. Al-Quran adalah kitab suci yang berisi perintah dan larangan serta hal-hal lainnya yang merupakan pedoman bagi seluruh umat manusia.

Tapi ironinya, hanya sebagian bahkan minoritas dari umat manusia yang menjadikannya pedoman bahkan sebagian besar mencelanya. Betapa banyak umat islam yang memiliki mushaf Al-Quran, tapi hanya sedikit yang membaca dan menjalankan apa yang terkandung di dalamnya. Jika dianalogikan Al-Quran sebagai surat dari presiden
yang berisi amanat kepada si miskin. Si miskin menerima surat dari presiden tersebut dengan bangga, diletakkannya surat itu di tempat paling atas dan mulia bahkan diberikannya surat itu wewangian yang mahal serta dipamerkan ke tetangga-tetangganya. Akan tetapi surat itu tidak pernah dibuka bahkan dibaca untuk dijalankankan amanatnya.

Tidak bermaksud untuk menyeramahi, akan tetapi semoga menjadi bahan renungan kita semua. Allah berfirman : Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang bertaqwa (QS Al-Baqarah: 2). Dari ayat diatas telah ditegaskan bahwa tidak ada satu pun dari ayat al-Quran yang berisi keragu-raguan atau hal-hal yang diragukan kebenarannya. Sebagian dari mufassir memaknai ayat ini, bahwa sebagai umat islam tidak boleh meragukan atau menyangsikan al-Quran.

Dewasa ini, kasus-kasus radikalisme, terorisme, pemboman, NII (Negara Islam Indonesia), dan kasus-kasus lainnya yang mengatas namakan islam sering terjadi dan diperbincangkan oleh semua kalangan di dunia, khususnya di Indonesia. Allah berfirman : Dan janganlah kamu campur adukkan yang hak dengan yang bathil dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu, sedang kamu mengetahui. (QS Al Baqarah: 42). Meskipun sebagian besar mufassir menafsirkan ayat ini tentang larangan penyatuan agama (pluralisme agama). Namun ada beberapa mufassir yang menafsirkan bahwa ayat ini tentang perbuatan yang menyesatkan. Dasar pijakan dari segala bentuk penyesatan adalah dengan memutarbalikkan kebenaran serta mencampuradukkan antara kebenaran dengan kebatilan.

Bagi sebagian orang mengatakan bahwa tujuan dari radikalisme, terorisme ataupun NII itu baik, akan tetapi cara mereka yang salah dan tidak benar. Cara-cara mereka beragam, ada yang menggunakan metode cuci otak yang memedam kemampuan rasionalisasi seseorang, ada yang berdalih demi Islam dibenarkan merampok, mencuri, dan masih banyak metode-metode lain yang digunakan. Berdasarkan perspektif ini, Nampak jelas kegiatan mencampur adukkan antara kebenaran dan kebatilan.

Bahkan sangat jelas dalam islam, bahwasannya ketika melakukan sesuatu harus bertujuan, bercara dan bersumber yang baik. Segala yang baik akan menghasilkan yang baik. Ketika ada unsur yang tidak baik di dalamnya maka tidak akan baik pula hasilnya. Dalam ekonomi islam, sesuatu itu akan dikatakan haram atau halal dapat dilihat dari tiga aspek yaitu dzat, proses, dan aqad nya. Ketika dari ketiganya ada unsur yang haram, maka haram pula lah sesuatu itu.

Betapa agung dan mulianya al-Quran yang terjaga keaslian dan tidak ada keraguan di dalamnya. Keagungan dan kemuliaan itu tidak akan berpindah ke diri manusia ketika manusia tersebut tidak mau membaca, mempelajari dan mengaktualisasikan isi dan kandungannya dalam kehidupannya. Jangan sampai kita bersikap kepada al-Quran seperti sikap si miskin kepada surat presiden. Coba bayangkan, ketika isi surat presiden tersebut adalah perintah untuk mengambil uang tunai sebesar 1 Miliar di kediaman presiden paling lambat 3 juni 2011. Betapa bodoh dan menyesalnya si miskin ketika baru membuka dan membaca surat tersebut tanggal 4 juni 2011. Lalu bagaimana dengan anda. Mau sampai kapan menunggu untuk membaca, mempelajari dan mengaktualisasikan al-Quran dalam kehidupan kita.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Reflexion Time : Setelah Setahun Bekerja

Touring Sulawesi Selatan (Part 1)

Goes To Bali & Lombok | It's Started