Goes To Bali & Lombok | 1st Day (Part 2)

Sesampainya di terminal ubung, saya segera mencari informasi tempat penyewaan motor yang berada di dekat Terminal tersebut. Banyak orang yang saya tanyai, namun hampir semuanya tidak ada yang memberikan jawaban yang memuaskan. Sebagian besar menjelaskan bahwa tidak ada tempat penyewaan motor di sekitar terminal ubung, Selebihnya mengatakan ada tempat penyewaan motor namun lokasinya cukup jauh dari terminal ubung dan untuk mencapainya bisa menggunakan angkot atau pun ojek motor. Karena tidak puas dengan jawaban mereka, segera saya browsing dan bertanya kepada mbah google. Kata mbah google, ada tempat penyewaan motor yang dekat dengan terminal ubung dan lokasinya persis di depan terminal. Namun sayangnya, nomer penyedia jasa penyewaan motor yang tercantum di internet sudah tidak aktif.


Dengan sedikit kebingungan, akhirnya saya memutuskan untuk bertanya ke Kantor Polisi yang ada di depan terminal ubung. Alhamdulillah, Pak Polisi memberikan jawaban yang menyenangkan. Pak Polisi menjelaskan bahwa Warung Padang yang terletak di sebelah Alfamart di seberang jalan depan terminal ubung ini menyediakan jasa penyewaan motor. Tanpa pikir panjang saya segera menyeberang dan menuju warung padang yang dimaksud. Namun karena tidak ada tulisan dan penanda apapun bahwa benar warung padang ini menyediakan jasa penyewaan motor, saya memutuskan untuk masuk ke dalam alfamart terlebih dahulu untuk membeli minuman sekaligus bertanya ke pramuniaga alfamart tentang lokasi penyewaan motor. Pramuniaga tersebut pun menunjuk dan mengarahkan saya untuk bertanya langsung ke warung padang yang tepat berada di sebelah kanan alfamart. Tanpa ragu lagi, saya segera masuk ke warung padang dan menanyakan apakah benar warung tersebut menyediakan jasa penyewaan motor. Penjaga warung tersebut membenarkan bahwa mereka menyediakan jasa penyewaan motor namun sangat disayangkan kendaraannya sudah habis tersewakan semua.

Waduh gimana nih, rasa khawatir dan bingung segera merasuki diri setelah mendapatkan informasi bahwa kendaraan motor yang disewakan telah habis. Dengan berjalan gontai, saya kembali melangkah menuju terminal ubung. Saya memutuskan untuk shalat di musholla yang ada di terminal terlebih dahulu sebelum memikirkan apa yang akan saya lakukan selanjutnya. Selesai shalat, sambil bersantai di depan musholla, saya ngobrol dengan penjaga mushola ini sekaligus menanyakan penyewaan motor yang berada di dekat Terminal Ubung. Alhamdulillah, Penjaga Mushola ini memberikan jawaban yang melegakan dengan mengarahkan saya menuju deretan warung dan penitipan motor yang ada di bagian kiri terminal Ubung. Disana saya melihat dua orang bapak-bapak yang sedang melakukan transaksi penyewaan motor. Dengan segera saya juga segera datang ke tempat itu dan menanyakan ketersediaan stock motor untuk disewa. Sangat disayangkan, Motor yang baru disewakan kepada bapak yang satunya itu adalah motor terahir yang tersedia. Kembali dengan rasa kecewa saya berencana  meninggalkan tempat itu dan mencari tenpat penyewaan motor lainnya. Namun Bapak penyedia jasa penyewa motor itu segera memanggil saya dan menyampaikan bahwa kurang lebih setengah jam lagi akan ada motor yang kembali dan dapat disewa oleh saya. Bagaikan mendapatkan segelas air di tengah gurun pasir, saya sangat bahagia mendengarkan kabar bahagia tersebut dan menyanggupi untuk menunggu datangnya motor yang dijanjikan.

Lokasi Terminal Ubung, Tanda Bintang adalah lokasi penyewaan motor (sebelah selatan terminal)
Sambil menunggu, saya mengisi waktu dengan menyantap makan siang. Setelah makan, ternyata motor yang saya tunggu tak kunjung tiba. Menyadari kegelisahan yang saya tampakkan, penyedia jasa penyewaan motor tersebut menawarkan opsi agar saya mencari penginapan atau homestay terlebih dahulu di sekitar terminal ubung dan jika motornya sudah datang, saya akan segera dihubungi dan diinformasikan. Mendengar opsi yang menarik itu, segera saya memutuskan untuk mencari penginapan terlebih dahulu. Bapak penyedia jasa penyewaan motor tersebut mengarahkan saya untuk menginap di penginapan Agus Jaya hotel yang harganya terbilang cukup murah. Sesampainya di Agus Jaya Hotel (Alamat Jl. Pidada 12 No.9 Ubung-Denpasar; Telp: [0361] 410-956), pemiliknya menyampaikan bahwa masih ada kamar yang tersedia dengan harga Rp 100.000,-/malam. Harga yang terbilang cukup mahal menurutku. Namun karena badan ini terlalu lelah, saya memutuskan untuk menginap di tempat ini dan segera meletakkan barang-barang saya ke dalam kamar. Kamar penginapan ini berukuran 4x4 dengan fasilitas kamar mandi dalam, TV, Kipas angin, Cermin, Spring Bed, Kursi dan Meja. Segera saya meletakkan barang dan mandi untuk menyegarkan badan.

Jam 14.10 WITA saya masih belum mendapatkan konfirmasi via phone maupun SMS dari bapak penyedia jasa penyewaan motor. Akhirnya saya memutuskan untuk keluar dari hotel dan menuju lokasi penyewaan motor. Sesampainya disana, ternyata motornya memang belum ada yang datang. Namun tidak berselang lama, sekitar 3 menit kemudian, datanglah penyewa motor yang hendak mengembalikan motor yang disewanya. Alhamdulillah, Sesuai janji penyedia jasa penyewaan motor, segera motor yang baru datang tersebut diserahkan ke saya. Biaya yang harus saya keluarkan untuk menyewa motor ini selama 24 jam adalah Rp 60.000,-. Fasilitas penyewaan motor ini termasuk jas hujan dan helm namun tidak termasuk bensin. Selain itu, penyewa harus menjaminkan KTP kepada penyedia jasa penyewaan.

Tanpa ragu dan menunda lagi, segera saya kendarai motor yang baru saya sewa ini menuju tanah lot. Saya belum pernah ke pulau bali sama sekali. Namun alhamdulillah, selama di bali saya tidak pernah tersesat dan salah jalan. Dengan bantuan Google Map dan earphone, saya dapat menempuh perjalanan menuju lokasi wisata tanah lot tanpa hambatan. Meskipun kondisi terkadang hujan dan gerimis, dengan niat bulat dan tanpa ragu, saya meluncur menuju tanah lot. 

Rute Terminal Ubung menuju Tanah Lot
Sesampainya di tanah lot, Ramainya pengunjung membanjiri pintu masuk dan parkiran wisata ini. Beragam pengunjung yang berada di tempat wisata ini, ada penduduk lokal yang akan beribadah dan merayakan hari rayanya, Pengunjung domestik dan juga banyak pengunjung yang berasal dari mancanegara (india, inggris, belanda, selandia baru, amerika, australia, jepang, korea, china, dll). Tak disangka, tempat wisata yang selama ini biasanya hanya bisa saya lihat di foto teman-teman, internet, TV, dan media cetak, akhirnya kini bisa saya injak dan berdiri tepat di atasnya serta dapat menikmatinya secara langsung. Subhanallah, relief bebatuan dan tebing yang unik disertai candi-candi yang berdiri tegak di atas dan pinggir tebing membuat tempat ini menjadi destinasi wajib yang harus saya kunjungi selama di Bali. Berikut foto-foto yang sempat saya capture saat di Tanah Lot ini.








Peristiwa tak terduga menimpa saya saat berada di tanah lot ini. Sekitar jam 16.00 WITA, Setelah puas bernarsis ria, karena kebelet, saya memutuskan untuk segera mencari toilet. Keluar dari toilet, saya segera mencari dompet untuk membayar biaya jasa toilet yang ada di tempat wisata ini. Ketika mencari dompet tersebut, saya baru menyadari bahwa dompet saya sudah tidak ada lagi di saku belakang saya. Waduh kecopetan, pikiranku tiba-tiba buyar dan terbayangkan semua rencana perjalanan Backpackeran yang telah saya rencanakan sejak awal desember 2014, gagal. Dengan kembali menyadarkan diri untuk segera fokus pada solusi, akhirnya saya melangkah menuju pusat informasi yang ada di Tanah Lot ini. Saya meminta bantuan kepada mereka untuk menginformasikan kehilangan dompet yang telah menimpa saya dan jika ada yang menemukannya, sangat diharapkan untuk segera memberikannya ke saya. Dengan segera tersiarlah informasi kehilangan yang menimpa saya ini di seluruh penjuru lokasi wisata tanah lot ini. 

Sambil informasi ini tersiar di seluruh penjuru lokasi wisata, saya memutuskan untuk kembali menelusuri tempat-tempat yang telah saya kunjungi dengan harapan dapat menemukan dompet saya yang hilang tersebut. Sebelum meninggalkan loket pusat informasi, saya menuliskan nomer telp saya di buku informasi agar ketika ada yang menemukan dompet saya dan menyerahkannya ke loket pusat informasi, saya dapat segera diinformasikan. Ketika sedang sibuk menelusuri lokasi wisata yang pernah saya kunjungi, tiba-tiba saya teringat kejadian saat saya hendak masuk ke Lokasi tanah lot ini. Saat itu, saya mengeluarkan dompet untuk membayar tiket masuk ke wisata tanah lot ini sebesar Rp 10.000,- dan jika tidak salah ingat saya tidak langsung mengantongi dompet tersebut melainkan menyimpannya di jok kecil samping lubang kunci motor matic. Setelah mengingat hal tersebut, saya segera berlarian kecil menuju parkiran motor untuk memastikan yang ada di pikiran saya. Dan Alhamdulillah, benar saja, ternyata dompet saya ketinggalan di motor. Setelah menemukan dompet ini, saya segera mencari petugas wisata yang membawa HT untuk menginformasikan kepada pusat informasi bahwa dompet yang telah hilang tersebut telah ditemukan. Haha Jadi gak enak sama mbak yang jaga di pusat informasinya dan juga sama pengelola wisata tanah lot ini karena sempat diragukan keamanannya. Maaf yaaaaaaaaaaaak. Hehe
Rute Tanah Lot menuju Pantai Kuta

Saya meninggalkan lokasi wisata tanah lot ini sekitar jam 16.30 WITA, tepatnya setelah dompet yang sempat saya anggap hilang itu ditemukan. Keluar dari tanah lot, destinasi saya selanjutnya adalah Pantai Kuta dengan harapan dapat melihat Sunset. Namun karena kondisi macet dan lintasan menuju Pantai Kuta yang sedikit berputar menyebabkan saya baru tiba setelah matahari terbenam di ufuk barat. Untuk menghibur rasa kecewa, saya langsung merebahkan diri dan duduk di atas pasir menghadap pantai kuta yang berombak. Hembusan angin pantai disertai ramainya pengunjung yang bercanda serta berkelakar di pinggir pantai dan letusan kembang api yang sesekali terjadi membuat hati ini terasa nyaman dan rasa lelah menghilang seketika. Setelah berpuas menikmati hembusan angin malam di pinggir pantai kuta, saya memutuskan untuk berjalan kaki santai sepanjang jalan Legian Street (sepanjang jalan yang berada di pinggir pantai Kuta). Sepanjang jalan, terdapat deretan cafe (Hardrock Cafe), hotel, resto dan tempat-tempat perbelanjaan. Wisatawan asing maupun lokal ramai memenuhi legian street ini. Setelah puas berjalan ria di legian street dan menikmati hembusan angin malam di pinggir pantai, saya memutuskan untuk kembali ke penginapan yang berada di terminal ubung.
Rute Kuta menuju Terminal Ubung

Saya tiba di penginapan sekitar jam 21.30 WITA. Sesampainya di penginapan, saya sedikit terkejut melihat tiba-tiba di depan penginapan saya terdapat pasar tradisional (Pasar Pidada) yang beroperasi di malam hari. Melihat mayoritas pedagangnya berjualan pakaian, saya memutuskan untuk berjalan-jalan di pasar tersebut dan membeli beberapa pakaian khas bali. Saya juga mencari pedagang yang menjual jajanan atau aksesoris dan oleh-oleh khas Bali, namun ternyata pasar ini hanya menjual pakaian, tas dan sepatu saja. Setelah puas melihat-lihat dan membeli beberapa pakaian dan sarung khas bali yang dijajakan di pasar tersebut, saya kembali ke penginapan dan istirahat.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Reflexion Time : Setelah Setahun Bekerja

Touring Sulawesi Selatan (Part 1)

Goes To Bali & Lombok | It's Started