Perubahan


Sebuah fenomena yang sangat menyedihkan di Negara ini sedang berlangsung. Sebuah fenomena bahwa di Indonesia penjilat dan penjahat lebih dihargai daripada ilmuan dan pahlawan.
Hal ini dapat kita lihat bahwa di Indonesia, doctor yang menganggur sudah mulai banyak, bahkan seorang doctor yang memiliki kualifikasi keilmuan yang hebat sekalipun tidak luput dalam fenomena ini. Selain itu, banyak kita temukan putera bangsa yang tidak hanya berprestasi tingkat nasional bahkan internasional serta bisa menyelesaikan doktornya di luar negeri dengan nilai yang sangat memuaskan tapi sama sekali tidak diapresiasi di Tanah Air (1).
Perlakuan yang diterima para putera bangsa yang berprestasi ini tidak jauh beda dengan perlakuan yang diterima oleh para veteran atau para pejuang kemerdekaan yang masih hidup. Sekarang tentu bukan hal yang aneh jika banyak veteran yang akhir hidupnya disibukkan dengan pekerjaan-pekerjaan yang tidak mencukupi kebutuhan hidupnya sehari-hari sehingga taraf ekonomi para veteran sebagian besar menengah ke bawah. Meskipun ada santunan per bulan bagi veteran, tapi pada kenyataannya pembagian itu belum merata. Padahal tanpa pahlawan, bangsa ini belum tentu bisa merdeka seperti saat sekarang ini dan mungkin masih menjadi daerah jajahan Negara lain.
Saat ini, meskipun tidak semua tapi sebagian besar yang mengisi kursi pemerintahan adalah orang-orang penjilat dan orang-orang bejat yang mendewakan harta dan kedudukan. Sudah minim para pejabat dalam pemerintahan maupun para politikus yang lebih mengutamakan kepentingan masyarakat umum dibanding kepentingan pribadi maupun kelompoknya.
Hal ini lebih tampak terlihat dalam proses sogok menyogok, suap menyuap dalam berbagai lini dan lingkup kehidupan. Bahkan yang paling miris adalah kegiatan sogok menyogok ini sering terjadi di dunia pendidikan. Sehingga dunia pendidikan yang diharapkan mampu untuk menciptakan generasi-generasi yang jujur dan berprestasi malah menciptakan generasi-generasi penipu dan malas.
Semua ketimpangan-ketimpangan ini makin sangat sulit dihapuskan tapi hal ini bukan berarti tidak bisa melainkan membutuhkan waktu, perjuangan dan kesabaran. Semua itu harus dimulai dari diri sendiri dulu terlebih dahulu. Jadikanlah lebih dahulu diri kita sebagai teladan sebelum meminta orang lain untuk menjadi teladan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Reflexion Time : Setelah Setahun Bekerja

Touring Sulawesi Selatan (Part 1)

Goes To Bali & Lombok | It's Started