Kuliah itu Mesti Berorganisasi
Tanggal 23 maret 2013 adalah hari
bersejarah dalam hidupku. Pada hari itulah saya diwisuda dan dilantik menjadi
seorang sarjana Ekonomi dari salah satu universitas tertua di Indonesia yaitu
Universitas Islam Indonesia. Saya berhasil kuliah dengan waktu yang cukup
cepat. Saya masuk kuliah dan mulai aktif sebagai seorang Mahasiswa adalah pada
tanggal 1 September 2009, dan Alhamdulillah dapat Lulus pada tanggal 14
Februari 2013, dan diwisuda tanggal 23 Maret 2013 dengan Predikat Cumlaude,
atau IPK 3,76.
Kuliah dengan waktu yang notabene
dikatakan cukup cepat, bukan berarti saya tidak aktif dan turut serta dalam
kegiatan ekstrakurikuler atau kegiatan kemahasiswaan lainnya. Waktu yang sangat
cepat itu bukan berarti saya hanya menjadi seorang kutubuku dan hanya memiliki
aktifitas “Kupu-Kupu” alias kuliah pulang kuliah pulang. Namun, meskipun dengan
waktu yang cukup cepat tersebut, kurang dari 4 tahun, saya juga bisa aktif di
beragam organisasi internal & eksternal kampus serta kegiatan kepanitiaan
di kampus. Bahkan tidak hanya itu, saya juga bisa belajar berwirausaha semasa
kuliah dan mengikuti beragam seminar.
Melalui tulisan ini, saya ingin
menyampaikan kepada seluruh anak muda, khususnya teman-teman pemuda yang sedang
menjabat sebagai Mahasiswa atau yang akan menjadi seorang mahasiswa. Hal yang
ingin saya sampaikan bahwa,
Wahai kawan-kawan
seperjuangan :
“Tidak Harus Kuliah Lama Untuk
Bisa Menjadi Seorang Aktifis Mahasiswa”
Dan
“Kuliah Dengan Waktu Yang Cepat dan IPK
Tinggi Bukan Berarti Tidak Mengikuti Atau Bergabung Dengan Organisasi
Kemahasiswaan”
Serta
“Organisasi Kemahasiswaan Bukanlah
Penghalang Untuk Dapat Menyelesaikan Kuliah Dengan Cepat”.
Kenapa hal ini ingin saya
sampaikan dalam tulisan ini ?
“Tidak Harus Kuliah Lama Untuk
Bisa Menjadi Seorang Aktifis Mahasiswa”
Ya tidak harus kuliah lama koq
untuk bisa aktif dan ikut serta dalam organisasi kemahasiswaan. Kawan-kawan,
meskipun saya hanya kuliah kurang lebih 3 tahun 6 bulan untuk mendapat gelar
Strata 1 di Bidang Ekonomi Manajemen, nyatanya saya juga bisa koq aktif di
organisasi bahkan menjadi pengurus di beberapa organisasi dan kepanitiaan. Mau
bukti, nih saya tuliskan beberapa organisasi dan training maupun seminar yang
pernah saya ikuti selama kuliah:
Selama saya kuliah, saya pernah
menjadi :
- Ketua Panitia Musyawarah Besar Lembaga Dakwah Fakultas
- Staf Pemandu SEMATA/ Ospek Mahasiswa(i) Baru Fakultas
- Staf Divisi Konsumsi Kepanitiaan SINAR 1430 H
- Staf Departemen Syiar Lembaga Dakwah Fakultas
- Ketua Panitia SINAR 1431 H
- Sekretaris Umum Lembaga Dakwah Fakultas
- Ketua Panitia Rapat Kerja HMI
- Anggota Unit Kajian HMI FE UII
- Tim Badan Pekerja Lembaga Dakwah Fakultas
- Ketua Steering Committe FE UII Bershalawat
- Mentor Asistensi Agama Islam di UII
- Mentor Pendampingan Agama Islam di Fakultas Ekonomi UII
- Anggota Dept. Kreatif Ikatan Pelajar Mahasiswa Mamuju (IPMAJU) Yogyakarta
- Pengurus Smart and Care Community
- Relawan Korban Merapi 2010
- Asisten Dosen di FE UII
- Dll.
Tidak hanya organisasi, tapi juga
saya mengikuti beragam training dan seminar semasa kuliah, antara lain :
- Latihan Kepemimpinan yang diselenggarakan oleh Lembaga Eksekutif Mahasiswa
- Organization Training yang diselenggarakan oleh Lembaga Dakwah Fakultas
- Latihan Kepemimpinan yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Islam
- Beberapa Seminar Nasional, diantaranya yang diselenggarakan oleh World Bank
- Mengikuti Smart Generation Mentorship di Yogya oleh Agung Baskoro
- Pelatihan Pemimpin Bangsa tingkat Nasional
- Kursus Bahasa Inggris dan TOEFL di Pare, Kediri
- Kursus SAP Management
- Seminar-seminar Kewirausahaan (Entrepreneurship)
- Dll.
Selain berorganisasi dan
mengikuti training maupun seminar, semasa kuliah, saya juga pernah loh membuka
usaha atau belajar berwirausaha. Beberapa Usaha yang pernah saya buka adalah
Jual kerajinan Indonesia secara online dan membuka usaha roti bakar.
Cukup banyak bukan ? Hal ini
membuktikan bahwa dengan kuliah selama 3 tahun 6 bulan (cepat), saya bisa koq
aktif di organisasi dan mengikuti beragam kegiatan kampus. Jadi, gak harus
kuliah lama koq untuk bisa aktif di kegiatan kemahasiswaan. Tapi kalo kalian
mau lama kuliah, ya Monggo. Tapi kuliah dengan waktu cepat aja bisa koq aktif
di organisasi dan mengikuti beragam kegiatan kemahasiswaan, apalagi kalo kalian
kuliah dengan waktu yang lebih lama, seharusnya bisa lebih banyak aktif di
beragam kegiatan kemahasiswaan.
“Kuliah Dengan Waktu Yang Cepat dan
IPK Tinggi Bukan Berarti Tidak Mengikuti Atau Bergabung Dengan Organisasi
Kemahasiswaan”
Kawan-kawan, disaat saya kuliah,
saya menemukan hampir sebagian besar mahasiswa memiliki sikap “apatis” dengan Hal
atau peristiwa-peristiwa yang tidak berkaitan langsung dunia akademis mereka. Hal-hal
tersebut berupa eksistensi organisasi, eksistensi Unit Kegiatan Mahasiswa,
eksistensi kehidupan social dalam kemahasiswaan, Keluarga Mahasiswa,
Kepanitiaan dan Perlombaan di dunia Kampus, dll. Sebelumnya tau gak, “apatis”
itu apaan, hehe. Apatis itu adalah sikap acuh tak acuh atau sikap tidak peduli
terhadap sesuatu.
Beragam alasan yang saya dapatkan
dari lisan kaum apatisan ini. Ada yang mengatakan bahwa mereka ingin
menyelesaikan kuliah dengan cepat sehingga tidak akan masuk organisasi karena
akan membuat kuliahnya lebih lama. Ada yang mengatakan bahwa mereka hanya ingin
mendapatkan IPK Cumlaude dan focus ke akademik mereka, karena kalau mereka
aktif di organisasi, nilai mereka akan jelek alias memprihatinkan. Ada yang
hanya ingin menikmati masa-masa kuliah dengan sikap hedonis dan “kegilaan masa
muda”, dan tidak mau dipusingkan dengan hal-hal yang tidak berarti seperti
organisasi. Dan beragam alasan lainnya yang menyebabkan mereka mengabaikan
dunia keorganisasian yang ada di dunia kampus.
Okelah jika teman-teman ingin
kuliah dengan cepat dan mendapatkan IPK yang tinggi, sehingga teman-teman
mengambil keputusan untuk tidak mengikuti atau aktif di dunia organisasi
kemahasiswaan. Pertanyaannya sekarang, dengan kuliah cepat dan IPK tinggi, then
what? Jika kalian cepat lulus, then what? Dengan mendapatkan IPK tinggi, then
what?
Perlu saya sampaikan kepada
teman-teman yang sedang kuliah, khususnya yang akan wisuda. Dunia yang akan
kalian hadapi adalah dunia rimba yang penuh dengan persaingan dan kompetisi
(baca: dunia kerja). Oke, mungkin pasca kelulusan, anda ingin membuka usaha
atau mengabdikan diri di dunia perguruan. Atau ada sebagian dari kalian yang
berencana untuk menjadi PNS dengan bermodalkan nama atau duit dari orang tua
anda. Tapi, sebagai orang yang lebih dahulu lulus dan benar-benar merasakan
dunia setelah kelulusan, saya ingin meyakinkan kepada teman-teman bahwa untuk
mencapai atau menggapai kesuksesan pasca kelulusan tidaklah hanya dengan modal sebuah
IPK yang tinggi dan kecepatan anda lulus kuliah.
Seandainya anda ingin bekerja dan
berkarir di sebuah instansi atau perusahaan setelah anda kuliah. Tau gak berapa
jumlah saingan yang akan anda temui ? berdasarkan data BPS Agustus 2013, ada
7,3 Juta pengangguran di Indonesia. Berarti anda kurang lebih akan berkompetisi
dengan pengangguran sebanyak itu. Lalu, modal apa yang akan anda tonjolkan atau
andalkan untuk memenangkan kompetisi tersebut ? IPK ! Yaa mungkin IPK anda akan
cukup membantu dalam proses seleksi screening CV based on IPK. Tapi dalam
seleksi dunia kerja, proses screening CV itu barulah tahapan pertama dalam
proses seleksi. Tahapan selanjutnya adalah Psikotest dan Interview. Bagi anda
yang mungkin memang cerdas, pintar dan memiliki potensi, mungkin akan dengan
mudah melewati tahap psikotest ini. Namun untuk tahap interview, saya tidak
yakin anda akan mudah melewatinya. Just share, sebagian besar interviewer lebih
tertarik dengan mahasiswa yang aktif di organisasi kampus daripada mahasiswa
yang tidak aktif sama sekali di organisasi kampus. Selain itu, sangat
diperlukan soft skill yanga baik untuk bisa lolos dari tahap interview ini,
seperti skill communication, discussion, presentation, negotiation, leadership,
dan soft skill lainnya. Soft-soft skill tersebut biasanya tidak ditemukan di
mata kuliah, meskipun ada, itu pun hanya sekedar teori. Namun soft-soft skill
tersebut akan sering ditemukan, dilatih dan dipraktekkan dalam dunia social organisasi
kemahasiswaan. OK, seandainya pun anda bisa lolos di seleksi sebuah instansi
atau perusahaan atau menjadi PNS dengan bermodalkan IPK tinggi dan mungkin
sedikit “amplop”, hal selanjutnya yang akan anda hadapi di dunia kerja adalah
bersosialisasi dengan rekan sekerja. Dalam konteks tersebut dibutuhkan soft
skill berupa kemampuan adaptasi, kemampuan bergaul dan bersosialisasi dan
kemampuan membangun relationship dengan teman-teman kerja. Jika anda tidak bisa
beradaptasi, bersosialisasi dan menjalin hubungan dengan rekan kerja, maka anda
kemungkinan besar tidak akan betah dan tidak akan pernah merasa nyaman di
tempat kerja tersebut. dan sekali lagi skill adaptasi, bersosialisasi dan
menjalin hubungan ini akan anda temukan bukan di bangku kelas namun di
organisasi.
Seandainya anda akan menjadi seorang
wirausaha atau entrepreneur, lalu apakah cukup dengan bermodalkan kecepatan
anda kuliah atau pun bermodalkan IPK anda yang tinggi ? sama sekali tidak
cukup. Dalam dunia wirausaha, hal yang paling penting dan menentukan dalam
kesuksesan anda salah satunya adalah soft skill networking. Betapa banyak
pengusaha yang sukses, selain dia memiliki “sesuatu yang enak atau unik” untuk
dijual, mereka juga memiliki teman, relasi dan jaringan yang banyak. Dengan skill
itu lah mereka mendapatkan modal, mampu mengembangkan sayap usahanya, dan
menjadi seorang pengusaha yang sukses. Lalu, darimana skill tersebut bisa
diperoleh ? jawabannya juga sama, yaitu bukan di bangku kelas, namun di dunia
luar kelas seperti social pergaulan atau organisasi kampus.
Dengan begitu, jika anda adalah
mahasiswa yang berpikiran bahwa kuliah dengan waktu yang cepat dan IPK tinggi
berarti tidak mengikuti atau bergabung dengan organisasi kemahasiswaan. Tolong
ditanyakan lagi kepada diri, apa yang ingin anda cari setelah anda lulus cepat
dan IPK tinggi ?
“Organisasi Kemahasiswaan Bukanlah
Penghalang Untuk Dapat Menyelesaikan Kuliah Dengan Cepat”.
Setiap orang memiliki orientasi dan
alasan yang berbeda-beda. Ada yang ingin lama kuliah karena ingin menikmati
indah dan hedonnya dunia kuliah, dimana meskipun tanpa kerjaan, selalu dapat
gaji rutin yang nominalnya cukup banyak dari supplier tetap mahasiswa yaitu
orang tua, atau mungkin karena punya orientasi lain yaitu memjalin relasi
sebanyak-banyaknya. Selain itu, mungkin ada juga mahasiswa yang ingin cepat kuliah
karena tidak ingin membebani keluarganya dengan biaya kuliah yang cukup mahal
atau ingin segera kerja sehingga bisa membantu keluarga dan adik-adiknya. Dan mungkin
juga banyak alasan-alasan lain.
Bagi kawan-kawan yang ingin lama
kuliah, pesan saya silahkan dipikir lagi apa yang mau dicari dalam hidup ini ?
pengen jadi donator tetap yaa di kampus ? hehe J
peace.
Bagi teman-teman yang ingin cepat
selesai kuliahnya, kembali mau saya sampaikan ke kalian melalui tulisan ini
bahwa organisasi kemahasiswaan bukanlah penghalang untuk dapat menyelesaikan
kuliah dengan cepat. Saya adalah buktinya, dan masih banyak koq teman-teman
saya yang meskipun aktif di organisasi namun bisa selesai kuliah strata 1 nya
hanya dengan waktu 3 tahun 2 bulan. Jadi, aktif di organisasi bukan lah
penghalang bahkan bisa dikatakan sebagai modal kesuksesan bagi kita setelah
lulus kuliah untuk menghadapi dunia rimba yang penuh persaingan.
Untuk menutup tulisan ini, saya
ingin menyampaikan ke teman-teman bahwa ada beberapa tipe mahasiswa yang saya
temukan saat kuliah, yaitu :
- Akademisi = mahasiswa yang focus ke akademiknya alias penganut paham IPK
- Aktifis = mahasiswa yang suka berorganisasi, biasanya idealis, urakan, suka demo dan banyak temennya.
- Entrepreneur = mahasiswa yang otaknya mikirin peluang usaha dan seminar kewirausahaan terus, biasanya tampilannya sok rapi dan professional, bahkan ada yg pake dasi.
- Apatis/ Hedonis = Mahasiswa yang acuh tak acuh dengan akademik dan organisasi, pengennya Cuma hepi-hepi dan pacaran aja di kampus. hehe
Kurang lebih, anda akan menemukan
juga beberapa tipe mahasiswa seperti diatas. Kita tidak harus memilih untuk
menjadi salah satu dan mengabaikan yang lainnya. anda boleh menjadi
ketiga-tiganya atau keempat-empatnya. Tidak ada larangan dan tidak ada tuntutan
anda harus menjadi atau memilih apa. Namun sekedar berbagi, bahwa Semasa saya
kuliah, menurut saya, saya telah menjadi seorang akademisi, aktifis sekaligus
entrepreneur. Dan saya ternyata berhasil Lulus kuliah dengan waktu 3 tahun 6 bulan
dengan IPK Cumlaude 3,76 dan sekarang bisa menjadi Human Capital dengan level
MT Officer di PT BFI Finance Indonesia, Tbk.
Kudus, 06 April 2014
Komentar
Posting Komentar