Reflexion Time : Setelah Setahun Bekerja

Sudah setahun lamanya. Sungguh tidak terasa sudah setahun lamanya saya bekerja di PT BFI Finance Indonesia, Tbk. BFI adalah perusahaan pertama tempat saya belajar dan berkarir setelah lulus kuliah. Tepatnya tanggal 28 mei 2013, untuk pertama kalinya saya menandatangani perjanjian kerjasama, ikatan dinas dan join di perusahaan ini sebagai MT Human Capital.

Keputusan untuk memilih BFI Finance sebagai tempat pertama saya berkarir disebabkan beberapa alasan, yaitu :

1. Proses seleksinya begitu cepat, hanya dibutuhkan 3 hari untuk diterima di perusahaan ini. Saya sangat suka dengan perusahaan yang cepat, responsif dan tidak mencla-mencle.
2. Saya diterima sebagai seorang Management Trainee Human Capital di BFI. Management Trainee adalah posisi yang sengaja saya lamar setelah saya lulus dari perkuliahan. Karena dengan masuk di perusahaan melalui jalur MT, saya akan ditraining dan dibekali secara intensif sebelum melaksanakan tugas dan tanggungjawab dari perusahaan. Selain itu, program MT di perusahaan manapun cenderung dijadikan sebagai jalur untuk mencetak calon leader dan calon manager di perusahaan mereka secara cepat dan punya prospek karir yang menjanjikan. Selain itu, hanya di BFI lah saya diterima kerja di bidang SDM (di perusahaan lain, saya cenderung diterima di bagian keuangan karena konsentrasi saya financial management saat kuliah). Saya memilih bidang SDM karena saat itu saya menyadari bahwa SDM merupakan faktor utama keberhasilan atau kegagalan sebuah organisasi, saya juga memang dominan lebih menyukai, memahami dan berkeinginan mendalami pengelolaan dan manajerial SDM di sebuah perusahaan.
3. Setelah masuk ke BFI, Saya semakin yakin tidak salah memasuki perusahaan. Karena saya menemukan bahwa BFI merupakan perusahaan yang benar-benar menjaga integritas dan kejujuran. Nilai yang saat ini susah ditemui.

Sudah setahun, tentunya sudah cukup banyak perjalanan dan pelajaran yang saya dapati selama setahun ini. perjalanan dan pelajaran yang saya dapati diantaranya :

1. Hal pertama yang saya pelajari dari BFI adalah bahwa sistem pendidikan MT tidak harus selalu membutuhkan waktu hingga 1-2 tahun seperti di perusahaan-perusahaan lain. Ternyata sistem pendidikan MT untuk mencetak leader dan calon manager bisa dilakukan hanya dalam kurun waktu 3-6 bulan. Penyusunan sistem dan kurikulum yang dibagi menjadi 4 bagian selama MT di BFI menurut saya merupakan ide yang sangat brilian, yaitu :
• Pre In Class Training selama 2 minggu di cabang.
• In Class Generalisasi selama 3-4 minggu di Head Office
• In Class Spesialisasi selama 1- 8 minggu di Head Office
• On the Job Training 2-6 bulan di cabang
2. Mengawali kegiatan kerja dengan berdoa, yell yell semangat dan cerita motivasi menjadi pelajaran baru bagi saya. Kegiatan tersebut mencerminkan bahwa semangat, ikhtiar dan doa menjadi elemen penting untuk dapat melaksanakan pekerjaan secara maksimal. Selain itu, koordinasi pagi menjadi ajang rutin bagi seluruh tim untuk dapat bersua dan memupuk rasa kekeluargaan dan kedekatan sebagai satu tim.
3. Pembagian unit atau divisi secara jelas berdasarkan fungsi dan tugas masing-masing. Dengan pembagian unit tersebut, setiap unit akan fokus secara maksimal untuk melaksanakan tugas dan fungsinya. Memang kelemahannya, akan diperlukan kerjasama antar unit yang lebih solid. Namun dengan sistem kekeluargaan dan integrasi antara satu unit dan unit lainnya membuat kesolidan tim tetap terjaga karena mereka menyadari bahwa mereka saling membutuhkan antara satu sama lain
4. Sistem pengupahan yang terdiri atas fix income dan flexible income yang diterapkan di BFI menjadi referensi bagi saya bahwa adanya flexible income mampu meningkatkan semangat kerja karyawan. Sistem pengupahan yang dilakukan 2 kali dalam satu bulan dan adanya gaji 13, 14, dan 15 yang dulunya diterapkan di BFI, saya melihatnya hal tersebut merupakan strategi jitu retention yang dilakukan oleh perusahaan.
5. Profesionalitas dan Performance atau kinerja menjadi patokan utama peningkatan karir seorang karyawan di BFI. Tidak ada pandang bulu, pandang suku, pandang agama apalagi pandang isi dompet atau besarnya sogokan. Hal tersebut saya akui merupakan salah satu faktor penyebab utama existensi BFI hingga saat ini.
6. Perancangan struktural organisasi, baik internal cabang, head office, regional maupun struktur BFI secara nasional disusun secara sistematis. Penegasan fungsi koordinasi dan instruksi pun tersusun dengan baik. Fungsi monitoring dan controlling dapat terlaksana secara sistematis dengan struktur organisasi yang baik. Saya mempelajari banyak hal dari penyusunan struktur tersebut. Salah satu contoh yaitu Betapa briliannya ide penyusunan struktur organisasi di wilayah, dimulai dari level regional, area, main branch, branch, dan kiosks. Penyusunan tersebut tentu sangat memperjelas pembagian fungsi dan pelaksanaan monitoring dan pelaporan. Faktor struktur ini pula yang menurut saya mampu menjaga dan mempertahankan core value perusahaan terimplementasikan di semua cabang BFI di seluruh Indonesia.
7. Mindset perusahaan yang menganggap karyawannnya sebagai Capital, bukan hanya sekedar alat produksi, membuat saya semakin mengagumi perusahaan ini. Semua karyawan baru yang memasuki perusahaan ini akan diberikan training dan pembekalan sebelum benar-benar melaksanakan tugasnya. dengan mindset ini pula, kesadaran semua leader untuk peduli dengan developing kompetensi tim dan karyawan semakin meningkat. Jenjang karir pun disusun secara sistematis dan gamblang. Kurikulum training pun dirancang secara baik dan rapi. Bahkan perusahaan ini tidak hanya memikirkan masalah recruitment mengenai SDM nya tapi juga memikirkan upaya retention SDM. Mindset semacam ini sangat penting untuk dimiliki oleh perusahaan yang mau profit dan bertahan lama. Karena saat ini, baik perusahaan jasa maupun manufakrtur, SDM bukan lagi menjadi faktor pendukung tapi telah menjadi faktor utama keberhasilan dan profitabilitas perusahaan.
8. BFI memiliki peraturan perusahaan, policy dan ketentuan yang harus ditaati oleh semua karyawan. Qanun atau peraturan  dan ketentuan itu sangat penting fungsinya bagi sebuah perusahaan. SOP, Jobdesk, Key Performance Indicator juga sangat menentukan stabilitas dan ketahanan perusahaan. Penegakan akan ketentuan tersebut dilakukan secara struktural dan disusun secara bertahap. Aturan dasar permainan dalam perusahaan menjadi faktor wajib yang harus dimiliki oleh sebuah perusahaan.
9. Dan masih banyak lagi pelajaran yang saya peroleh dari perusahaan ini. Mungkin lain kali bisa saya share, hehe.

Selain hal-hal tersebut, melalui BFI setahun ini, akhirnya saya bisa mendapatkan kesempatan untuk mewujudkan sebagian dari impian saya untuk mengelilingi indonesia. Selama setahun di BFI, akhirnya saya bisa menjelajahi ibukota jakarta, wilayah sulawesi, sumatera barat, riau, dan jawa. Tinggal papua, kalimantan dan wilayah nusa tenggara yang belum saya kunjungi. Jika tidak join di BFI, sangat kecil kemungkinan saya akan bisa menginjakkan kaki di tanah kelahiran bung hatta, sumatera.

Tentunya banyak cerita, banyak teman-teman inspiratif, guru-guru luar biasa yang saya temukan dan saya kenal di BFI selama setahun ini. Saya sangat berharap ke depannya, saya dapat belajar lebih banyak dari BFI dan orang-orang yang berada di sekitar saya. Saya tidak akan berandai-andai sampai berapa lama saya akan bekerja di perusahaan ini. Namun pastinya, impian saya adalah memiliki perusahaan sendiri dan mampu membuka lapangan pekerjaan serta turut serta mengurangi angka pengangguran di Indonesia. oleh karena itu, saya berharap, semoga saya dapat mempelajari hal-hal bermanfaat dari perusahaan besar tempat saya bekerja saat ini. Sehingga dapat berguna untuk membangun  dan mewujudkan cita-citaku di masa depan.

Kudus, 28 mei 2014