Goes To Bali & Lombok | 4th Day
4 Januari 2015.
Suara terompet kapal berbunyi
keras dan membangunkanku. Kulihat jam tanganku, ternyata jam sudah menunjukkan
pukul 05.00 WITA. Kapal penyeberangan yang saya tumpangi telah bersandar di
dermaga pelabuhan padang bai. Saya pun membuka mata dan melihat para penumpang
yang sedang bersiap untuk turun dari atas kapal. Saya pun ikutan bersiap dan
turun dari kapal. Sesampainya di pelabuhan padang bai, kondisi langit masih
terbilang gelap. Saya segera berjalan menuju ke arah mobil-mobil yang banyak
terparkir. Saya bertanya kepada petugas jam berapa ada bus umum yang langsung
menuju terminal gilimanuk. Petugas tersebut menjelaskan bahwa biasanya akan ada
bus yang langsung menuju Terminal gilimanuk sekitar jam 06.00 WITA. Berarti saya
harus menunggu sekitar sejam lagi untuk dapat bus. Lama juga. Akhirnya saya
memutuskan untuk ke toilet dan melanjutkan tidurku di ruang tunggu pelabuhan
padang bai sembari menanti jam 06.00 WITA. Sebelum istirahat, saya pun
menyetting alarm di hape agar dapat bangun tepat waktu dan sesuai rencana.
Lagu India yang menjadi nada
dering alarmku berbunyi semakin keras dan menyadarkanku dari tidur yang
nyenyak. Saya pun segera memulihkan tenaga dan kesadaran kemudian menggendong
ranselku keluar meninggalkan ruang tunggu pelabuhan. Saya keluar dari lokasi
pelabuhan menuju jalan raya dan bertanya pada petugas polisi yang sedang
berdiri di tepi jalan. Polisi tersebut menjelaskan bahwa sebentar lagi akan ada
bus langsung menuju Terminal gilimanuk di tepi jalan raya ini untuk mencari
calon penumpang. Benar sekali, tak sampai 5 menit, akhirnya datang bus dengan
trayek Padang bai – Gilimanuk. Saya pun segera naik ke bus tersebut.
Perjalanan yang ditempuh dari
Pelabuhan Padang bai ke Terminal Gilimanuk ini terbilang cukup lama. Berkali-kali
bus ini singgah di terminal untuk mendapatkan penumpang. Saya pun memilih
istirahat dan tidur diatas bus daripada menikmati pemandangan yang terhidang
selama perjalanan. Sekitar jam 13.40 WITA saya sampai di terminal gilimanuk
yang juga merupakan pemberhentian terahir dari bus yang saya tumpangi ini. saya
pun segera berjalan kaki menuju pelabuhan gilimanuk yang lokasinya berada tepat
di depan terminal gilimanuk. Saya pun tidak mengalami kendala yang berarti
dalam membeli tiket dan tanpa harus menunggu, saya langsung diarahkan oleh
petugas untuk segera naik ke atas kapal penyeberangan. Di atas kapal, saya
langsung mencari kursi untuk duduk di sisi kanan kapal sembari menikmati
anak-anak koin yang sedang melakukan atraksi di pantai pelabuhan ketapang ini. Mereka
berenang di sisi kanan kapal dan mengharapkan para penumpang melemparkan uang
ke laut kemudian mereka akan berebutan untuk mendapatkan uang tersebut. Banyak penumpang
yang ikut serta melemparkan lembaran-lembaran uang yang mereka miliki ke lautan
untuk menikmati atraksi perlombaan dan rebutan duit yang dilakukan oleh
anak-anak koin.
Kapal penyeberangan dari
pelabuhan gilimanuk ke pelabuhan ketapang pun berlayar tanpa hambatan dan
sekitar sejam sudah bersandar di dermaga pelabuhan ketapang. Saya pun keluar
dari kapal dan segera mencari toilet dan mushola. Setelah selesai shalat, saya
segera keluar meninggalkan pelabuhan ketapang ini. Di perjalanan keluar, tukang
ojek pun segera menawarkan jasa mereka kepada saya dan tanpa pikir panjang saya
segera mengiyakan penawaran mereka. Ternyata sistem ojek di pelabuhan ketapang
ini lumayan terorganisir. Mereka pun melakukan ojek dengan mengantri. Masing-masing
tukang ojek memiliki nomer antrian sehingga mereka tidak akan berebutan
penumpang karena mereka sudah punya urutannya masing-masing. Harga yang
ditawarkan pun normal alias gak pake tipu-tipu yaitu Rp 10.000,-.
Jarak 3km dari pelabuhan ketapang
menuju terminal ketapang saya lalui dengan cukup singkat. Hujan rintik-rintik
pun cukup membuatkan pakaianku sedikit basah. Dalam perjalanan menuju terminal
ketapang ini pun saya melihat di kanan jalan sebuah bus dengan kondisi bagian
depannya sudah hancur dan kaca pecah. Polisi pun banyak berada di lokasi
tersebut. Ternyata berdasarkan penjelasan tukang ojek, tadi pagi baru saja
terjadi kecelakaan di lokasi tersebut dan saking dahsyatnya kecelakaan
tersebut, suara tabrakannya sampai terdengar ke pelabuhan ketapang. Sesampainya
di terminal ketapang, saya langsung naik ke atas bus yang sudah siap berangkat
menuju terminal bungurasih, surabaya. Belum sampai semenit duduk di bus,
akhirnya bus ini pun mulai berjalan dan meninggalkan lokasi terminal ketapang.
Jam 14.10 WIB saya meninggalkan
terminal sritanjung, ketapang. Perjalanan kali ini pun saya lebih banyak
merebahkan diri dan beristirahat di atas bus. Namun saya kembali tertarik
menikmati nuansa hijau dan keindahan yang dihidangkan oleh taman nasional
baluran yang berada di wilayah perbatasan antara banyuwangi dan situbondo. Tak terasa,
saya akhirnya sampai juga di terminal bungurasih, surabaya sekitar jam 21.00
WIB. Saya pun bergegas menuju ke pusat terminal untuk mendapatkan bus menuju
kota kudus. Tanpa harus bersusah payah, saya langsung mendapatkan bus patas
yang sebentar lagi meluncur menuju semarang. Mendapatkan bus di terminal
bungurasih, surabaya untuk menuju ke seluruh kota yang ada di pulau jawa memang
tidaklah terlalu susah dikarenakan terminal bus ini beroperasi selama 24 jam. Transportasi Bus trayek surabaya-semarang pun beroperasi selama 24 jam.
Perjalanan pulang menuju kota
kudus pun akhirnya dimulai. Bus yang saya tumpangi mulai melaju ke arah
semarang meninggalkan terminal bungurasih. Alhamdulillah perjalanan berjalan
dengan lancar dan sekitar jam 03.00 WIB saya sudah sampai di kota kudus. Saya memilih
untuk turun di depan RS Aisyiyah Kudus dikarenakan lokasinya yang lebih dekat dari
kosku. Saya pun turun dari bus dan segera menggunakan jasa tukang becak untuk
mengantarkanku ke kos. Finally, saya sampai di kos dengan selamat dan
perjalanan backpackeranku kali ini berjalan dengan sukses dan luar biasa. Alhamdulillah.
Komentar
Posting Komentar