Apa Itu Kertas
Siapa sih yang di zaman
sekarang ini tidak mengetahui kertas. Hampir semua orang saya pikir pernah
melihat bahkan menggunakan kertas. Meskipun akhir-akhir ini penggunaan kertas
sudah mulai digantikan dengan peralatan “canggih” yang menampilkan sebuah tulisan,
gambar, lukisan, dan yang lainnya secara digital, namun tetap saja, kertas
masih memiliki peranan yang cukup penting dalam kegiatan manusia sehari-hari.
Kertas biasanya dikenal
sebagai media utama dalam kegiatan tulis menulis seperti mencatat, mencetak,
melukis dan menggambar. Selain kegunaan dalam penulisan, kertas juga sering
digunakan sebagai alat kebersihan seperti tisu. Bahkan di Indonesia, kertas
juga menjadi bahan favorit sebagai pembungkus makanan. Secara kimiawi,
kertas
dihasilkan dengan kompresi serat yang mengandung selulosa [(C6H10O5)n ] dan hemiselulosa [polisakarida] yang dimana
seratnya berasal dari hasil pemisahan serat dari bahan baku berserat yang
diproses dengan cara mekanis, semikimia atau pun secara kimia.
Berdasarkan sejarah,
kertas merupakan instrument penulisan yang ditemukan pertama kali oleh Ts’ai Lun
pada awal abad ke-dua Masehi. Ts’ai Lun pada masa itu memproduksi kertas dengan
bahan baku bambu yang masa itu banyak ditemukan di daratan china. Lalu benarkah
ada orang yang bernama Ts’ai Lun pada masa itu? Atau kah hanya sebuah dongeng atau
bualan manusia yang dilegendakan? pertanyaan semacam ini memang sangat
diperlukan demi keakuratan data, mengingat sebagian besar tokoh-tokoh zaman
dahulu adalah dongeng belaka. Usut punya usut, ternyata Ts’ai Lun benar-benar
nyata berdasarkan bukti sejarah yang termaktub dalam catatan resmi Dinasti Han
pada tahun 105 masehi. Dalam catatan itu tertulis bahwa Ts’ai Lun merupakan
pegawai negeri pada pengadilan kerajaan, yang atas jasanya menemukan kertas,
kaisar Ho Ti menganugerahinya pangkat dan gelar kebangsawanan dan menjadi
seorang Cukong.
Awalnya, proses
pembuatan kertas merupakan rahasia orang-orang tertentu (China) yang mengetahui
cara pengolahannya. Namun berkembangnya zaman, china mulai ekspansi ke
wilayah-wilayah lain dengan beragam motif, seperit dagang dan perluasan
wilayah. Dampaknya pengetahuan pengolahan kertas juga berkembang di jepang dan
korea, hingga akhirnya sampai ke arab. Sebagian besar pembuat kertas yang di
arab dalam posisi sebagai tawanan atau budak, utamanya setelah kekalahan Dinasti
Tang dalam pertempuran talas yang terjadi pada tahun 751 Masehi. Sehingga untuk
memperoleh kebebasannya, ia menukarnya dengan pengetahuan yang mereka miliki.
Sejak itu, tepatnya pada masa abbasiyah proses pembuatan kertas menjadi hal
umum dan menyebar luas ke seantero arab dan banyak bermunculan pusat-pusat
industry kertas di Baghdad, Samarkand, dan kota-kota industry lainnya.
Dikenalnya kertas oleh
bangsa arab pada masa abbasiyah menyebabkan banyaknya dicetak buku-buku para
pemikir dan cendikiawan islam yang kemudian mengakibatkan banyak didirikannya
perpustakaan megah dengan koleksi yang juga sangat banyak. Bahkan pada masa
itu, Baghdad, negeri seribu satu malam juga terkenal sebagai pusat ilmu
pengetahuan.
Metode pengolahan
kertas pun menyebar ke italia, india dan eropa bersamaan dengan perluasan
wilayah yang dilakukan daulah abbasiyah. Penyebaran ini terjadi utamanya
setelah terjadi perang salib pertama pada abad ke-12 dan jatuhnya wilayah
Grenada dari Bangsa Moor (orang muslim yang berdiam di Andalusia) ke tangan
orang-orang spanyol. Setelah itu, proses pembuatan kertas di kenal oleh seluruh
dunia bersamaan dengan kegiatan ekspansi dagang oleh eropa ke benua lain.
(sumber : berbagai sumber)
(sumber : berbagai sumber)
dewasa ini kertas banyak digunakan untuk bungkus gorengan dan nasi telor. sekarang trend sedang berpindah ke paperless..
BalasHapusharusnya buku2 ulama dulu bisa dimasukin k kertas elektronik ya biar orang2 jaman sekarang bisa baca naskah aslinya, dibaca pake android, iPad, keren juga tuh...