Backpacker - Kuala Lumpur
Welcome Back,
Finally saya menulis lagi di blog
ini. Setahun belakangan perjalananku agak terasa hambar sih. So gak tau mau
sharing apaan. Hehe. Tapi kali ini saya mau berbagi perjalanan pertamaku ke
Kuala Lumpur, Malaysia.
By the way, ini adalah perjalanan
pertamaku ke luar negeri. Bermodalkan niat, passport dan waktu liburan yang
“singkat”, saya membulatkan tekad untuk melancong ke negeri tetangga, Malaysia.
Tentunya sebelum berangkat, ada beberapa hal yang harus saya siapkan. Persiapan
yang saya lakukan menggunakan metode T.I.R.U.S. Kalian bisa baca penjelasannya
di tulisan saya tentang T.I.R.U.S ini di postingan lainnya yaaa… Semoga bermanfaat.
Oke kita lanjutkan ke kisah
perjalananku ke Malaysia. Saya berangkat tepat pada tanggal 1 september 2017
dari Bandara Ahmad Yani Semarang langsung ke Bandara Kuala Lumpur Malaysia. Ruang
Tunggu untuk penumpang internasional ternyata dibedakan dengan penumpang
penerbangan domestic. Kami harus melalui bagian imigrasi dan dilakukan
pengecheckan passport. Pengecheckannya pun lebih ketat, bukan hanya gak boleh
bawa barang-barang berbahaya tapi juga minuman botolan aja gak diperbolehkan.
Bahkan ada yang bawa parfum botolan aja gak dibolehin. Ngeri dan ketat juga
ternyata scanningnya.
By the way, Penerbanganku yang menggunakan jasa maskapai
air asia ini berasa berbeda dan aneh. Bukan karena fasilitas, kondisi pesawat
maupun penumpangnya yang berbeda. Tapi pramugara-pramugarinya yang menggunakan
bahasa melayu dalam menyampaikan informasi serta tulisan-tulisan yang tercantum
di dalam pesawat membuat saya geli dan tertawa sendiri. Sebelumnya memang
sering saya dengar bahasa Malaysia agak sedikit lucu dan geli ditelinga bagi
kita orang Indonesia.
Bersama Mas Aries, Kawan seperjuangan Backpacker ke Kuala Lumpur |
Awalnya, banyak teman dan kenalan
yang tertarik ingin ikut perjalanan dan liburan ke Malaysia ini. Namun karena
terkendala sesuatu dan lain hal, akhirnya perjalanan ini hanya saya lakukan
berdua dengan rekan saya, Mas Aries. Lucunya, meskipun passport ybs sudah
dibuat sejak 4 tahun yang lalu, tapi perjalanan kali ini adalah perjalanan
pertama juga bagi dia ke luar negeri. hahaha sayang banget yaa passportnya.
Yaaah gitulah namanya karyawan, mungkin saking sibuknya jadi gak nemu waktu
libur yang panjang (koq saya jadi curhat.. haha). Tapi saya bersyukur banget
ada temennya, meskipun temennya juga sama-sama buta “luar negeri”. Haha tapi
setidaknya ada teman susah bareng jika terjadi apa-apa yak.. hehe Next time,
saya berharap bisa ngetrip ke luar negeri bareng “istri”, biar lebih bahagia. Hehe.
Doain yak biar kawanmu satu ini bisa segera ketemu dengan jodohnya. AMIIIIIIN
Selama di dalam pesawat, saya
lebih banyak tidur. Gak terasa setelah hampir 3 jam di dalam pesawat akhirnya
akan sampai juga ke tujuan. Turun di bandara Kuala Lumpur gak ada yang terasa
luar biasa, hingga akhirnya saya sampai di kios penjualan pulsa dan paket data
sebelum masuk ke bagian imigrasi bandara. Banyak sekali orang yang ngantri di
kios pulsa ini. Ternyata untuk akses data dan internet di Negara lain juga
harus menggunakan provider yang berbeda. Gak harus sih, tapi agar lebih murah
disarankan beli paket data dan kartu local Negara tersebut. Kami pun juga
memutuskan untuk beli kartu perdana local yang berisikan paket data dan
internet. Beli 1 aja buat berdua biar lebih murah. Hehe
Mau beli paket data aja pake selfie haha |
Pintu Imigrasi kedatangan Bandara Kuala Lumpur |
Salah satu hal yang membuat kamu
harus ke luar negeri adalah kamu akan melihat lebih banyak keragaman dan
perbedaan baik warna kulit, bahasa, gaya, style, postur, face dan budaya. Dalam
proses antri di bagian imigrasi di bandara Kuala Lumpur, terlihat banyak sekali
manusia dengan beragam bentuk dan rupa. Hanya dengan melihat keragaman itu,
diri saya merasakan bahagia dan excited. Dengan melihat mereka, saya kagum
betapa mereka mensyukuri dan menerima kondisi yang dimilikinya. Ada beberapa
hal yang bagi saya itu adalah kekurangan tapi bagi mereka mungkin hal biasa dan
wajar. They are fine with that. Banyak juga saya lihat pasangan yang dari
facenya berbeda Negara dan itu merupakan hal yang biasa. Yang kalo saya
bandingkan dengan di daerahku, bahkan masih ada orang yang berpikiran, Menikah itu
harus dengan satu suku, satu asal, dll. Hati kecilku berbisik “ Ini Dunia
Mahfud “. Ternyata dunia itu bukan hanya diisi oleh suku jawa, suku bugis, suku
Madura tapi diisi oleh miliaran jenis manusia dengan beragam suku dan asal
muasal.
Bandara Kuala Lumpur ternyata
besar sekali. Saya dan mas aries beberapa kali sempat nyasar alias salah jalan
ketika hendak mencari transportasi umum untuk menuju pusat kota Kuala Lumpur.
Untung aja orang-orang di Malaysia ini ramah-ramah terhadap pelancong yang
Nampak linglung seperti saya ini. Gak usah khawatir kalo kamu belum bisa
berbahasa inggris fluently. Kami aja yang bahasa inggrisnya agak blepotan bisa
bertahan hidup koq disini hehe. Orang-orang Malaysia masih bisa mengerti
ternyata dengan bahasa orang Indonesia. Saya pun cukup memahami bahasa mereka
yang meskipun terkadang ada penggunaan bahasa atau istilah yang agak geli
terdengan di telinga. Dengan bermodalkan GPS (Gunakan Penduduk Sekitar),
finally saya dapat jalan keluar dari bandara yang sebesar ini. Nyari jalan
keluar aja sudah seperti nyari pasangan hidup susahnya.. haha.
Kami putuskan dari beragam opsi
menuju KL Centre, akhirnya kami menggunakan bus. Di dalam bus, ternyata
kondisinya sudah cukup penuh. Akhirnya saya dan mas aries pisahan kursi. Siapa
tau dapat temen duduk cewek bule. Kan lumayan. Lumayan buat ngelatih
conversation. Hehe stay positive kawan. Alhamdulillah, saya lucky banget hari
itu, di sebelah saya beneran cewek bule, tapi usianya udah 50 tahunan. Wkwk.
Dari tampilannya, dia seperti berasal dari india. Awalnya beliau hanya diam dan
sesekali melihat saya yang buka-buka lembaran peta Malaysia yang saya dapatkan
gratis di bandara Malaysia. Karena saya pun agak ragu, bener gak bus ini menuju
ke KL Center, akhirnya saya awali lah pembicaraan dengan ibu ini untuk fixasi
kebenaran tujuan bus ini. Setelah saya awali pembicaraan ini, ternyata ibu ini
sangat baik dan bersedia menjelaskan panjang lebar tentang Malaysia.
Pembicaraanku dengan beliau semakin mencair setelah saya menjelaskan ke dia
bahwa saya termasuk salah satu bollywood lovers. Dan ternyata ibu ini adalah
orang tamil dan kebetulan saya tau salah satu film tamil yang lagi booming
yaitu Baahubali, hal itu membuat beliau semakin banyak bercerita. Bahkan beliau
pun sharing banyak tentang pemikirannya tentang Malaysia, pemerintahan
Malaysia, pendidikan di Malaysia, wanita-wanita india di Malaysia, pandangan
beliau tentang pendidikan, penghargaan buat tenaga terdidik dan berbagai hal
yang notabene pembicaraannya cukup berat. Saya pun akhirnya tau ternyata beliau
berprofesi sebagai dosen dan sudah sangat sering keliling dunia. Beliau pun
pernah ke Indonesia. Anaknya pun pernah melakukan riset dan kerjasaman dengan
Universitas Gajah Mada (UGM) yang ada di jogja. Saya kagum betapa beliau
meskipun seorang wanita dan berada di lingkungan keluarga besar yang kurang
mengutamakan pendidikan, tapi pemikiran dan pandangannya tentang berbagai hal
begitu luar biasa. Di lingkungannya, wanita-wanita india lebih memilih untuk
menjadi pembantu rumah tangga, pekerja kasar dan tidak terdidik, namun beliau
menunjukkan ke saya bahwa pendidikan bisa mengubah semuanya. Dengan pendidikan,
kita bisa naik level. Bukan hanya dalam hal status ekonomi, tapi status social,
cara pandang dan pemikiran. Saya bahagia dan bersyukur bisa sekursi bersama beliau.
Setibanya di KL Center, ibu yang
tadi duduk di sebelah kursi saya
langsung mengarahkan kami untuk mengikutinya. Beliau menjelaskan cara termudah
dan termurah untuk mencapai bukit bintang, lokasi penginapan kami. Kami awalnya
agak khawatir, arahan dari ibu ini bersifat modus atau beneran ikhlas. Wajarlah
kami baru pertama kali ke Malaysia dan pasti perlu berhati-hati dan gak mudah
percaya ke orang asing. Tapi dengan menghargai niat baiknya dan berpikir
positif niatnya membantu ini dikarenakan jiwa keibuannya yang tinggi dan jiwa
backpackernya yang tinggi (saling membantu sesame traveler), kami mengiyakan
semua arahannya. Pusat transportasi di KL Center ini besar juga ternyata. Semua
jenis transportasi terintegrasi di KL Center ini. Dari titik ini, kita bisa ke
tujuan mana pun. Kami sangat terbantu dengan arahan dan penjelasan yang
diberikan ibunya. Dan akhirnya kita memilih untuk naik busway dengan biaya free
100% ke tujuan kami. ternyata fasilitas busway di KL ini bersifat free, Kita
bisa keliling Kuala Lumpur secara gratis dan dapat fasilitas wifi gratis juga
loh dalam busway ini.
Melihat kota Kuala Lumpur dengan
lebih dekat menggunakan busway untuk pertama kalinya merupakan pengalaman yang
luar biasa bagi saya. Ibu yang dari tadi membantu kami yang akhirnya kami tahu juga
bernama Mrs Molly ini pun ikut juga
dalam busway ini. Tujuan Mrs Molly ternyata setelah tujuan kami. selama dalam
busway, beliau menjelaskan semuanya tempat yang kami lewati. Semua
tempat-tempat menarik dan bersejarah serta ikonik beliau jelaskan tanpa
terkecuali. Kami berasa mendapatkan tour guide yang luar biasa. Dan akhirnya
kami harus berpisah dengan Mrs Molly karena kami telah sampai di tujuan kami,
Bukit Bintang. Thank you So Much Mrs Molly.
Finally dimulailah, petualangan
kami di Kuala Lumpur, Malaysia.
1 November 2017, Pukul 16.00 kami
tiba di penginapan yang telah kami booking sebelumnya di wilayah Bukit Bintang,
Penjaganya adalah orang Bangladesh dan cukup ramah. Fasilitas penginapan pun
seadanya, sesuai dengan budget backpacker lah. Setidaknya bisa dipake istirahat
dan tidur dengan lelap. Setelah mandi dan kembali segar, tanpa membuang waktu
kami memutuskan sore ini keluar dan langsung menuju ikon Kuala Lumpur, Twin
Tower nya Malaysia. Sebelum berangkat, kami sempatkan ngisi perut dulu dengan
jajanan dan masakan ala bukit bintang. Mana yang halal dan mana yang haram
masih bisa dibedakan lah di Malaysia ini. Selain itu, rasanya pun hampir sama
dengan masakan Indonesia. So menurutku, untuk urusan makanan lumayan mudah,
harga terjangkau dan cocok di lidah lah di sini.
Ngisi perut dulu sebelum jalan-jalan |
Setelah tenaga telah kembali
terisi, kami lanjutkan perjalanan ke Twin Tower. Bermodalkan pengetahuan yang
disampaikan oleh Mrs Molly, kami dapat dengan mudah mencapai Twin Tower
menggunakan Busway secara gratis. Twin Tower ini ternyata dibawahnya adalah
Mall yang sangat besar. Sebelum mencari spot foto, kami sempatkan diri masuk ke
mall dan cuci mata dulu lah. Hehe. Setelah puas, kami langsung menuju spot foto
twin tower yang telah dipenuhi banyak sekali pelancong yang juga berfoto di
sini. Kami pun langsung berfoto ria dan menikmati hidup di tempat ini. Melihat
twin tower yang begitu tinggi menjulang ke langit dengan cahaya lampu yang
Nampak megah. Alhamdulillah. Luar biasa, tak disangka saya bisa kesini juga. Malam
itu sya begitu bahagia. Hehe
Wefie berlatarkan salah satu Icon Kuala Lumpur Malaysia, Twin Tower |
Joss Gandoss |
Karena takut gak kebagian busway
yang hanya beroperasi sampai jam 10.00 PM, akhirnya setalah sejam an berpuas
diri menikmati megahnya Twin Tower, kami kembali ke Bukit Bintang. Sesampainya
di Bukit Bintang, kemegahan mall-mall di daerah Bukit Bintang benar-benar
memukau mata saya. Saya berasa berada di tengah kota metropolitan yang
sebelumnya hanya saya bisa lihat di film-film. Kepadatan manusia yang berjalan
kaki dan berfoto ria memberikan kesan luar biasa bagi saya. Kami pun berjalan
kaki menuju penginapan melewati keramaian dan menikmati suasana malam wilayah
bukit bintang. Berasa banget nuansa luar negerinya. Luar biasa.
style ngupil di tengah kerumunan dan Mall yang menjulang |
Sebelum sampai ke penginapan,
kami terhenti dengan kerumunan orang yang lagi
berkumpul mendengarkan sekumpulan pengamen yang lagi show di pinggiran
jalan. Kami tertahan karena saat itu mereka menyanyikan salah satu lagu cita
citata yang juga booming di Indonesia. Haha senang aja, lagu asal Negara saya
dikumandangkan di negeri tetangga. Tidak hanya lagu Indonesia dan Malaysia,
mereka juga menyanyikan lagu india, Bangladesh, Timur tengah dan lagu-lagu
Negara lainnya. Hampir 2 jam tanpa bosan saya menikmati penampilan mereka.
Tanpa ragu pun saya mengisi kantongan keliling dengan angka yang cukup besar
sebagai bentuk apresiasi atas penampilan mereka yang luar biasa. Joged-joged
ala india, keriuhan penonton asal Bangladesh, bule-bule asal eropa, timur
tengah, amerika, Australia, china berkumpul semua di tempat itu. Joged bareng
dan tertawa bareng, I miss that moment. Setelah saya googling, sekumpulan
pengamen ini ternyata bernama redeem buskers. Kalian juga bisa lihat show
mereka secara live di akun facebook mereka setiap malam loh.
Menikmati Redeem Buskers yang lagi perform |
Dikarenakan waktu
sudah menunjukkan jam 1 malam, akhirnya kami putuskan untuk kembali ke
penginapan dan istirahat. Hari pertama di Kuala Lumpur yang
luar biasa.
luar biasah 👍
BalasHapus